Mengenal Ekonomi Sirkular
03 Desember 2024
Bidang Ilmu
:
Manajemen
Penulis
:
ADMINISTRATOR
1
32
0
0
Halo rekan-rekan pembelajar, pada edisi microlearning kali ini kita akan mempelajari tentang ekonomi sirkular.
Nah, sebagai pendahuluan, kita akan mengingat kembali momentum peringatan hari habitat dunia dan hari kota dunia
di tahun 2021. Pada sesi webinar dengan judul, Mendukung Perwujudan Dunia Bebas Karbon Dengan Implementasi Ekonomi
Sirkular Dalam Pengelolaan Persantahan. Di sesi ini, Ibu Dirjen Cipta Karya sempat menyampaikan bahwa permasalahan
emisi karbon dan fenomena perubahan iklim bukan isu global yang baru. Jika tren pemanasan global ini terus terjadi,
bencana iklim akan mengancam kehidupan manusia. Oleh karena itu, Indonesia bersama 194 negara lainnya telah
berkomitmen untuk melakukan aksi nyata dalam pengendalian perubahan iklim mengurangi pengurahan emisi karbon
sebesar 29 sampai dengan 41 persen pada 2030. Nah, sebelum mempelajari lebih lanjut
materi ekonomi sirkular ini, saya akan menyampaikan tujuan pembelajaran microlearning kali ini. Yaitu, setelah
mempelajari materi ini, peserta akan mampu memahami konsepsi, prinsip, dan manfaat ekonomi sirkular. Yang kedua,
tantangan dalam penerapan ekonomi sirkular. Dan yang terakhir adalah model quadruple helix dalam penerapan ekonomi
sirkular. Terdapat lima fokus materi pada sesi microlearning kali ini, yaitu Definisi ekonomi sirkular Prinsip
ekonomi sirkular Manfaat ekonomi sirkular Tantangan dalam penerapan ekonomi sirkular Dan model quadruple
helix dalam penerapan ekonomi sirkular. Materi yang pertama adalah definisi ekonomi sirkular. Nah, istilah ekonomi
sirkular ini sebetulnya sudah muncul lebih dari 30 tahun yang lalu. Namun, baru tiga tahun terakhir ini sepertinya
mulai viral di Indonesia. Menurut Menteri PPN atau Kepala Bapenas di tahun 2021, Suharto Monwarva, dalam dokumen
The Economic Social and Environmental Benefits of a Circular Economy in Indonesia, Menyatakan bahwa ekonomi
sirkular adalah upaya untuk memaksimalkan nilai manfaat dari bahan baku, komponen, serta produk dalam suatu
siklus produksi sampai konsumsi akhir. Sehingga mampu memperpanjang masa pakai produk dan mengurangi jumlah bahan sisa
yang dibuang ke tempat pembangunan akhir. Ekonomi sirkular ini mengubah paradigma ekonomi linear yang mengadopsi
konsep yang lama yaitu ambil, pakai, dan buang. Materi yang kedua adalah prinsip ekonomi
sirkular. Terdapat tiga prinsip utama ekonomi sirkular yaitu Yang pertama, membuat dan menggunakan produk lebih
cerdas, memperpanjang usia pakai produk, dan yang terakhir adalah mengambil manfaat dari material. Menurut Bapak
Penas, terhadap sepuluh prinsip ekonomi sirkular yang dirinci sebagaimana gambar berikut, mulai dari kode RO sampai
dengan R9. Apabila kita lihat, semakin kecil nomor R, maka semakin tinggi nilai sirkularitasnya, dan semakin besar nomor
R, artinya semakin mendekati praktek ekonomi sirkular. Yang pertama adalah reviews. Konsep ini menuntut tanggung
jawab kita sebagai konsumen untuk mampu membuat prioritas pilihan produk yang dibeli atau digunakan. Intinya, kita
jangan membeli sesuatu yang tidak diperlukan, dan menolak membeli produk yang tidak dapat didaruh ulang, atau
digunakan kembali, diperbaiki, atau diproduksi ulang. R1 adalah rating. Implementasi konsep ini adalah
menggunakan produk secara intensif melalui berbagi produk atau dengan memasarkan produk multifungsi. Misalnya,
menggunakan tempat penukaran baterai untuk kendaraan listrik atau memilih untuk menyewa pakaian pada acara-acara
tertentu dibandingkan dengan membeli pakaian yang baru. R2 adalah reduce. Prinsip utama reduce adalah less is
more, artinya lebih sedikit itu lebih baik. Implementasi konsep ini salah satunya adalah menggunakan tas reusable
untuk belanja atau membawa botol minum sendiri untuk mengurangi konsumsi plastik. R3 adalah reuse. Prinsip
utamanya adalah menggunakan kembali produk yang masih layak pakai, misalnya pakaian, handuk, dan botol-botol kaca.
R4 adalah repair. Dalam hal ini, memperbaiki produk yang rusak sehingga dapat berfungsi kembali, misalnya
memperbaiki alat-alat elektronik rumah tangga. R5 adalah refurbis. Prinsip utamanya adalah memulihkan produk lama
dengan cara memperbaiki komponen atau melapisi dengan cat atau casing baru. Misalnya saja memperbarui lapisan kulit
sepatu yang sudah memudar sehingga tampak baru. R6 adalah remanufaktur. Dalam hal ini,
komponen produk yang masih utuh digunakan kembali menjadi produk baru dengan fungsi yang sama. Misalnya,
terkadang kita memilih untuk membeli HP remanufaktur yang harganya lebih murah. R7 adalah repurpose. Dalam hal ini,
menggunakan beberapa komponen yang tidak digunakan menjadi produk yang berbeda. Misalnya, seperti pada gambar yang
menggabungkan fungsi sepeda bekas menjadi tiang meja. Hal ini akan mendorong inovasi dan penciptaan produk
yang unik dan bernilai tambah. R8 adalah recycle. Prinsip utamanya adalah pempresesan produk yang tidak
terpakai menjadi bahan yang berguna. Misalnya, menggunakan botol plastik bekas untuk lampu hias. R yang terakhir
adalah recover. Contohnya adalah pengomposan di mana terjadi proses pembakaran material untuk diambil
energinya. Nah, setelah kita mengenal prinsip ekonomi sirkular, pada materi kali ini kita akan belajar mengenai
manfaat ekonomi sirkular dari sisi ekonomi dan lingkungan. Dari sisi ekonomi, ekonomi sirkular
dapat menghasilkan peluang ekonomi sebesar 4,5 triliun USD melalui pengurangan sampah, stimulasi
pertumbuhan bisnis, dan penciptaan lapangan kerja, sebagaimana gambar dalam slide. Sedangkan dari sisi lingkungan,
dengan kita membangun ekonomi sirkular di lima sektor kunci, yaitu semen, aluminium, baja, plastik, dan makanan,
akan berpotensi untuk mengurangi karbon dioksida sebesar 3,7 miliar ton pada tahun 2050.
Materi selanjutnya adalah tantangan penerapan ekonomi sirkular. Terdapat delapan tantangan penerapan ekonomi
sirkular, diantaranya adalah literasi informasi, perubahan perilaku, pasar atau market produk, inovasi teknologi
ramah lingkungan, kapasitas sumber daya manusia, modal yang besar, kurangnya daya dukung infrastruktur, dan kerangka
regulasi yang memadai. Untuk memahami terkait dengan tantangan penerapan ekonomi sirkular ini, Bapak Ibu bisa
membaca lebih lanjut pada bahan pembacaan. Yang kelima adalah materi terkait model
quadruple helix dalam penerapan ekonomi sirkular. Salah satu upaya optimalisasi penerapan ekonomi sirkular dengan
menggunakan model quadruple helix ini, di mana terdapat empat stakeholders yang terlibat dan saling terintegrasi, yaitu
pemerintah, akademisi, bisnis atau industri, dan masyarakat, di mana masing -masing mempunyai peran dalam penerapan
ekonomi sirkular. Peran masing-masing dapat dilihat pada slide berikut. Selanjutnya, kita akan lihat salah satu
sukses story dalam penerapan ekonomi sirkular. Menurut Bapak Nas, adalah pembangunan gedung utama Kementerian PU,
yang mendapatkan dua penghargaan, yaitu sertifikat green ship level platinum, dan penghargaan sumberoto bidang
efisiensi energi di tahun 2021, untuk kategori penghematan energi di instansi pemerintah dengan subkategori gedung
kamar. Gedung ini dirancang dengan konsep green building, dengan mempertimbangkan implementasi komitmen
iklim Indonesia di dunia internasional, dan penghematan biaya operasional agar tidak membebani anggaran negara. Ada pun
dampak nyata dari pembangunan gedung utama Kementerian PU ini adalah, pada 2021 terdapat pengurangan emisi karbon
sebanyak 29.472 ton CO2 per tahun, lalu penghematan energi hingga 24% dan menghemat biaya listrik, lalu menyerap
lebih dari seribu orang yang terdiri dari tenaga ahli dan terampil, serta penghematan pemakaian air hingga 60%
melalui sistem daur ulang, rainwater harvesting, recycling, maupun reuse. Dari sisi perang pemerintah, Kementerian
PU juga telah menerbitkan beberapa regulasi terkait pengurangan emisi karbon dan pembangunan infrastruktur
ramah lingkungan, yaitu Permen Menteri PUPR nomor 9 tahun 2021 tentang pendongan penyelenggaraan konstruksi
perkelanjutan, serta Peraturan Menteri PUPR nomor 21 tahun 2021 tentang penilaian kinerja bangunan gedung hujau.
Nah, dari seluruh materi sebelumnya, kita dapat simpulkan bahwa proses peralihan dari ekonomi linear ke ekonomi
sirkuler tidaklah mudah, namun hasilnya dunia yang lebih sejahtera, baik manusia, alam, maupun ekonomi akan
sepadan. Kita semua, baik pemerintah, pembuat kebijakan, masyarakat sipil, komunitas, harus bekerjasama untuk
menjadi konsumen yang lebih baik. Berikut bahan bacaan yang bisa dipelajari lebih lanjut oleh rekan
-rekan. Terima kasih, kita ketemu lagi dalam microlearning selanjutnya.
Nah, sebagai pendahuluan, kita akan mengingat kembali momentum peringatan hari habitat dunia dan hari kota dunia
di tahun 2021. Pada sesi webinar dengan judul, Mendukung Perwujudan Dunia Bebas Karbon Dengan Implementasi Ekonomi
Sirkular Dalam Pengelolaan Persantahan. Di sesi ini, Ibu Dirjen Cipta Karya sempat menyampaikan bahwa permasalahan
emisi karbon dan fenomena perubahan iklim bukan isu global yang baru. Jika tren pemanasan global ini terus terjadi,
bencana iklim akan mengancam kehidupan manusia. Oleh karena itu, Indonesia bersama 194 negara lainnya telah
berkomitmen untuk melakukan aksi nyata dalam pengendalian perubahan iklim mengurangi pengurahan emisi karbon
sebesar 29 sampai dengan 41 persen pada 2030. Nah, sebelum mempelajari lebih lanjut
materi ekonomi sirkular ini, saya akan menyampaikan tujuan pembelajaran microlearning kali ini. Yaitu, setelah
mempelajari materi ini, peserta akan mampu memahami konsepsi, prinsip, dan manfaat ekonomi sirkular. Yang kedua,
tantangan dalam penerapan ekonomi sirkular. Dan yang terakhir adalah model quadruple helix dalam penerapan ekonomi
sirkular. Terdapat lima fokus materi pada sesi microlearning kali ini, yaitu Definisi ekonomi sirkular Prinsip
ekonomi sirkular Manfaat ekonomi sirkular Tantangan dalam penerapan ekonomi sirkular Dan model quadruple
helix dalam penerapan ekonomi sirkular. Materi yang pertama adalah definisi ekonomi sirkular. Nah, istilah ekonomi
sirkular ini sebetulnya sudah muncul lebih dari 30 tahun yang lalu. Namun, baru tiga tahun terakhir ini sepertinya
mulai viral di Indonesia. Menurut Menteri PPN atau Kepala Bapenas di tahun 2021, Suharto Monwarva, dalam dokumen
The Economic Social and Environmental Benefits of a Circular Economy in Indonesia, Menyatakan bahwa ekonomi
sirkular adalah upaya untuk memaksimalkan nilai manfaat dari bahan baku, komponen, serta produk dalam suatu
siklus produksi sampai konsumsi akhir. Sehingga mampu memperpanjang masa pakai produk dan mengurangi jumlah bahan sisa
yang dibuang ke tempat pembangunan akhir. Ekonomi sirkular ini mengubah paradigma ekonomi linear yang mengadopsi
konsep yang lama yaitu ambil, pakai, dan buang. Materi yang kedua adalah prinsip ekonomi
sirkular. Terdapat tiga prinsip utama ekonomi sirkular yaitu Yang pertama, membuat dan menggunakan produk lebih
cerdas, memperpanjang usia pakai produk, dan yang terakhir adalah mengambil manfaat dari material. Menurut Bapak
Penas, terhadap sepuluh prinsip ekonomi sirkular yang dirinci sebagaimana gambar berikut, mulai dari kode RO sampai
dengan R9. Apabila kita lihat, semakin kecil nomor R, maka semakin tinggi nilai sirkularitasnya, dan semakin besar nomor
R, artinya semakin mendekati praktek ekonomi sirkular. Yang pertama adalah reviews. Konsep ini menuntut tanggung
jawab kita sebagai konsumen untuk mampu membuat prioritas pilihan produk yang dibeli atau digunakan. Intinya, kita
jangan membeli sesuatu yang tidak diperlukan, dan menolak membeli produk yang tidak dapat didaruh ulang, atau
digunakan kembali, diperbaiki, atau diproduksi ulang. R1 adalah rating. Implementasi konsep ini adalah
menggunakan produk secara intensif melalui berbagi produk atau dengan memasarkan produk multifungsi. Misalnya,
menggunakan tempat penukaran baterai untuk kendaraan listrik atau memilih untuk menyewa pakaian pada acara-acara
tertentu dibandingkan dengan membeli pakaian yang baru. R2 adalah reduce. Prinsip utama reduce adalah less is
more, artinya lebih sedikit itu lebih baik. Implementasi konsep ini salah satunya adalah menggunakan tas reusable
untuk belanja atau membawa botol minum sendiri untuk mengurangi konsumsi plastik. R3 adalah reuse. Prinsip
utamanya adalah menggunakan kembali produk yang masih layak pakai, misalnya pakaian, handuk, dan botol-botol kaca.
R4 adalah repair. Dalam hal ini, memperbaiki produk yang rusak sehingga dapat berfungsi kembali, misalnya
memperbaiki alat-alat elektronik rumah tangga. R5 adalah refurbis. Prinsip utamanya adalah memulihkan produk lama
dengan cara memperbaiki komponen atau melapisi dengan cat atau casing baru. Misalnya saja memperbarui lapisan kulit
sepatu yang sudah memudar sehingga tampak baru. R6 adalah remanufaktur. Dalam hal ini,
komponen produk yang masih utuh digunakan kembali menjadi produk baru dengan fungsi yang sama. Misalnya,
terkadang kita memilih untuk membeli HP remanufaktur yang harganya lebih murah. R7 adalah repurpose. Dalam hal ini,
menggunakan beberapa komponen yang tidak digunakan menjadi produk yang berbeda. Misalnya, seperti pada gambar yang
menggabungkan fungsi sepeda bekas menjadi tiang meja. Hal ini akan mendorong inovasi dan penciptaan produk
yang unik dan bernilai tambah. R8 adalah recycle. Prinsip utamanya adalah pempresesan produk yang tidak
terpakai menjadi bahan yang berguna. Misalnya, menggunakan botol plastik bekas untuk lampu hias. R yang terakhir
adalah recover. Contohnya adalah pengomposan di mana terjadi proses pembakaran material untuk diambil
energinya. Nah, setelah kita mengenal prinsip ekonomi sirkular, pada materi kali ini kita akan belajar mengenai
manfaat ekonomi sirkular dari sisi ekonomi dan lingkungan. Dari sisi ekonomi, ekonomi sirkular
dapat menghasilkan peluang ekonomi sebesar 4,5 triliun USD melalui pengurangan sampah, stimulasi
pertumbuhan bisnis, dan penciptaan lapangan kerja, sebagaimana gambar dalam slide. Sedangkan dari sisi lingkungan,
dengan kita membangun ekonomi sirkular di lima sektor kunci, yaitu semen, aluminium, baja, plastik, dan makanan,
akan berpotensi untuk mengurangi karbon dioksida sebesar 3,7 miliar ton pada tahun 2050.
Materi selanjutnya adalah tantangan penerapan ekonomi sirkular. Terdapat delapan tantangan penerapan ekonomi
sirkular, diantaranya adalah literasi informasi, perubahan perilaku, pasar atau market produk, inovasi teknologi
ramah lingkungan, kapasitas sumber daya manusia, modal yang besar, kurangnya daya dukung infrastruktur, dan kerangka
regulasi yang memadai. Untuk memahami terkait dengan tantangan penerapan ekonomi sirkular ini, Bapak Ibu bisa
membaca lebih lanjut pada bahan pembacaan. Yang kelima adalah materi terkait model
quadruple helix dalam penerapan ekonomi sirkular. Salah satu upaya optimalisasi penerapan ekonomi sirkular dengan
menggunakan model quadruple helix ini, di mana terdapat empat stakeholders yang terlibat dan saling terintegrasi, yaitu
pemerintah, akademisi, bisnis atau industri, dan masyarakat, di mana masing -masing mempunyai peran dalam penerapan
ekonomi sirkular. Peran masing-masing dapat dilihat pada slide berikut. Selanjutnya, kita akan lihat salah satu
sukses story dalam penerapan ekonomi sirkular. Menurut Bapak Nas, adalah pembangunan gedung utama Kementerian PU,
yang mendapatkan dua penghargaan, yaitu sertifikat green ship level platinum, dan penghargaan sumberoto bidang
efisiensi energi di tahun 2021, untuk kategori penghematan energi di instansi pemerintah dengan subkategori gedung
kamar. Gedung ini dirancang dengan konsep green building, dengan mempertimbangkan implementasi komitmen
iklim Indonesia di dunia internasional, dan penghematan biaya operasional agar tidak membebani anggaran negara. Ada pun
dampak nyata dari pembangunan gedung utama Kementerian PU ini adalah, pada 2021 terdapat pengurangan emisi karbon
sebanyak 29.472 ton CO2 per tahun, lalu penghematan energi hingga 24% dan menghemat biaya listrik, lalu menyerap
lebih dari seribu orang yang terdiri dari tenaga ahli dan terampil, serta penghematan pemakaian air hingga 60%
melalui sistem daur ulang, rainwater harvesting, recycling, maupun reuse. Dari sisi perang pemerintah, Kementerian
PU juga telah menerbitkan beberapa regulasi terkait pengurangan emisi karbon dan pembangunan infrastruktur
ramah lingkungan, yaitu Permen Menteri PUPR nomor 9 tahun 2021 tentang pendongan penyelenggaraan konstruksi
perkelanjutan, serta Peraturan Menteri PUPR nomor 21 tahun 2021 tentang penilaian kinerja bangunan gedung hujau.
Nah, dari seluruh materi sebelumnya, kita dapat simpulkan bahwa proses peralihan dari ekonomi linear ke ekonomi
sirkuler tidaklah mudah, namun hasilnya dunia yang lebih sejahtera, baik manusia, alam, maupun ekonomi akan
sepadan. Kita semua, baik pemerintah, pembuat kebijakan, masyarakat sipil, komunitas, harus bekerjasama untuk
menjadi konsumen yang lebih baik. Berikut bahan bacaan yang bisa dipelajari lebih lanjut oleh rekan
-rekan. Terima kasih, kita ketemu lagi dalam microlearning selanjutnya.
Deskripsi
-
Area Diskusi
Anda harus login untuk memberikan komentar