Pengendalian Banjir dengan Metode Struktur
09 Desember 2024
Bidang Ilmu
:
Sumber Daya Air
Penulis
:
ADMINISTRATOR
0
161
0
0
Hai teman-teman, selamat berjumpa pada sesi pembelajaran microlearning yang pada kesempatan ini akan mengambil judul
Pengendalian Banjir dengan Metode Struktur Tujuan pembelajaran diharapkan mampu memahami pengendalian banjir
dengan metode struktur Pengendalian banjir adalah suatu kegiatan yang meliputi aktivitas sebagai berikut
Mengenali besarnya debit banjir, mengisolasi daerah genangan banjir dan mengurangi tinggi elevasi banjir Metode
pengendalian banjir terdiri dari metode struktur dan metode non-struktur Metode struktur pengendalian banjir meliputi
bangunan pengendali banjir yaitu berupa bendungan atau waduk, kolam retensi, cek dam, dan lain-lain dan sistem jaringan
sungai, yaitu dengan dibuatnya tanggul, floodway atau sodetan, sistem drainasi khusus, dan lain-lain Pada kesempatan
ini, akan ditampilkan studi kasus terkait pembangunan infrastruktur PUPR yang sudah dilakukan untuk menangani
pengendalian banjir di daerah Bandung Selatan dengan menggunakan metode struktur Banjir merupakan bencana alam
yang paling sering terjadi di Indonesia di mana suatu daerah mengalami genangan air yang cukup besar Perakiraan cuaca
dari badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika menunjukkan wilayah Jawa Barat biasa mengalami curah hujan yang
tergolong tinggi Akibat curah hujan tinggi tersebut, sering terjadi banjir di daerah sekitar hulu sungai Citarum Di
samping curah hujan yang tinggi, banjir juga terjadi karena topografinya yang berupa cekungan terjadinya sedimentasi
dan penyempitan sungai Citarum Daerah tersebut juga menjadi permukiman dan kawasan industri yang cukup padat
sehingga banjir tahunan selalu berulang Beberapa upaya dilakukan untuk mengatasi banjir tersebut Di antaranya adalah
pembuatan terowongan nanjung dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direkturat
Jenderal Sumber Daya Air Terowongan nanjung terdiri dari dua terowongan yang panjangnya masing-masing 230 meter
diameternya 8 meter dengan kapasitas debit masing-masing 350 meter kubik per detik sehingga totalnya menjadi 700
meter kubik per detik merupakan salah satu pengendali banjir sungai Citarum mengurangi banjir di daerah Bandung
Selatan dengan jumlah kepala keluarga terbebas banjir lebih dari 14.000 kepala keluarga Di samping itu, untuk
pengelolaan banjir di Bandung Selatan dibuat kolam rotensi Andir yang berlokasi di Kelurahan Andir, Kecamatan
Baleendah dibangun di lahan seluas 4,85 hektare dengan polume tampungan air hingga 160.000 meter kubik dengan
dilengkapi 3 pompa berkapasitas 500 liter per detik dan juga ada kolam retensi Cienteng dengan luas 4,75
hektare dapat menampung 190.000 meter kubik air buangan Citarum dan dapat meredakan banjir seluas 91 hektare Untuk
memaksimalkan upaya pengendalian banjir di daerah Bandung Selatan dibuat pula Fruitway Cisangkui adalah sodetan ke
sungai Citarum di hilir Dayekolon Debit banjir dialirkan ke Fruitway Cisangkui sekitar 200 meter kubik per detik
sehingga yang lewat sungai Cisangkui yang asli hanya 5 meter kubik per detik dan ini dapat mengurangi beban sungai
Citarum Berdasarkan data Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Fruitway Cisangkui, Kolam Retensi Andir, Kolam
Retensi Cienteng, dan Terowongan Anjung merupakan infrastruktur pengendali banjir di Bandung Selatan yang sangat
berperan dalam mempercepat turunnya muka air sungai Citarum yang kerap meluap ketika musim hujan tiba Demikian
microlearning terkait pengendalian banjir metode struktur yang dapat disampaikan semoga bermanfaat, terima
kasih Sampai jumpa di video selanjutnya
Pengendalian Banjir dengan Metode Struktur Tujuan pembelajaran diharapkan mampu memahami pengendalian banjir
dengan metode struktur Pengendalian banjir adalah suatu kegiatan yang meliputi aktivitas sebagai berikut
Mengenali besarnya debit banjir, mengisolasi daerah genangan banjir dan mengurangi tinggi elevasi banjir Metode
pengendalian banjir terdiri dari metode struktur dan metode non-struktur Metode struktur pengendalian banjir meliputi
bangunan pengendali banjir yaitu berupa bendungan atau waduk, kolam retensi, cek dam, dan lain-lain dan sistem jaringan
sungai, yaitu dengan dibuatnya tanggul, floodway atau sodetan, sistem drainasi khusus, dan lain-lain Pada kesempatan
ini, akan ditampilkan studi kasus terkait pembangunan infrastruktur PUPR yang sudah dilakukan untuk menangani
pengendalian banjir di daerah Bandung Selatan dengan menggunakan metode struktur Banjir merupakan bencana alam
yang paling sering terjadi di Indonesia di mana suatu daerah mengalami genangan air yang cukup besar Perakiraan cuaca
dari badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika menunjukkan wilayah Jawa Barat biasa mengalami curah hujan yang
tergolong tinggi Akibat curah hujan tinggi tersebut, sering terjadi banjir di daerah sekitar hulu sungai Citarum Di
samping curah hujan yang tinggi, banjir juga terjadi karena topografinya yang berupa cekungan terjadinya sedimentasi
dan penyempitan sungai Citarum Daerah tersebut juga menjadi permukiman dan kawasan industri yang cukup padat
sehingga banjir tahunan selalu berulang Beberapa upaya dilakukan untuk mengatasi banjir tersebut Di antaranya adalah
pembuatan terowongan nanjung dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direkturat
Jenderal Sumber Daya Air Terowongan nanjung terdiri dari dua terowongan yang panjangnya masing-masing 230 meter
diameternya 8 meter dengan kapasitas debit masing-masing 350 meter kubik per detik sehingga totalnya menjadi 700
meter kubik per detik merupakan salah satu pengendali banjir sungai Citarum mengurangi banjir di daerah Bandung
Selatan dengan jumlah kepala keluarga terbebas banjir lebih dari 14.000 kepala keluarga Di samping itu, untuk
pengelolaan banjir di Bandung Selatan dibuat kolam rotensi Andir yang berlokasi di Kelurahan Andir, Kecamatan
Baleendah dibangun di lahan seluas 4,85 hektare dengan polume tampungan air hingga 160.000 meter kubik dengan
dilengkapi 3 pompa berkapasitas 500 liter per detik dan juga ada kolam retensi Cienteng dengan luas 4,75
hektare dapat menampung 190.000 meter kubik air buangan Citarum dan dapat meredakan banjir seluas 91 hektare Untuk
memaksimalkan upaya pengendalian banjir di daerah Bandung Selatan dibuat pula Fruitway Cisangkui adalah sodetan ke
sungai Citarum di hilir Dayekolon Debit banjir dialirkan ke Fruitway Cisangkui sekitar 200 meter kubik per detik
sehingga yang lewat sungai Cisangkui yang asli hanya 5 meter kubik per detik dan ini dapat mengurangi beban sungai
Citarum Berdasarkan data Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Fruitway Cisangkui, Kolam Retensi Andir, Kolam
Retensi Cienteng, dan Terowongan Anjung merupakan infrastruktur pengendali banjir di Bandung Selatan yang sangat
berperan dalam mempercepat turunnya muka air sungai Citarum yang kerap meluap ketika musim hujan tiba Demikian
microlearning terkait pengendalian banjir metode struktur yang dapat disampaikan semoga bermanfaat, terima
kasih Sampai jumpa di video selanjutnya
Deskripsi
-
Area Diskusi
Anda harus login untuk memberikan komentar